Hubungan Tazkiyyatun Nafs dan Ruqyah
========================================
Tazkiyyatun nafs (penyucian jiwa) adalah bagian yang sangat penting dalam ruqyah, karena tujuan dari ruqyah itu sendiri adalah mentazkiyyah jiwa manusia.
Kenapa jiwa manusia harus disucikan dahulu sebelum diruqyah..? Karena ketika ada syaitan dalam diri manusia, artinya ada kotoran yang harus dibersihkan, karena syaitan makhluk yang kotor dan dia suka tempat-tempat kotor. Maka fenomena gangguan jin bisa kita ibaratkan seperti lalat dan kotoran. Kotoran paling busuk dalam diri manusia adalah kesyirikan dan kejahiliyahan (kebodohan).
Jika kita ingin mengusir lalat dari rumah kita, maka yang perlu dilakukan bukan sekedar memburu lalatnya saja, tapi bersihkan kotoran yang membuat lalat itu betah di rumah. Begitulah tazkiyyatun nafs dan ruqyah. Tazkiyyatun nafs dilakukan untuk membersihkan kotorannya dan ruqyah mengusir lalatnya.
Ketika diri sudah tertazkiyyah dengan baik, qolbu akan bersih dan lalat dapat diusir dengan mudah. Karena itulah dalam beberapa ayat yang menjelaskan tujuan diutusnya Rasul, tugas pertama adalah membacakan ayat-ayat Allah dan mensucikan jiwa.
Misalnya Allah SWT berfirman dalam QS Al-Jumu’ah: 2: “Dia-lah (Allah) yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Senada dengan itu, Allah SWT juga berfirman dalam QS Al-Baqarah: 151: “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus kepadamu rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Dari kedua ayat diatas, kita tahu sebagaimana yang dijelaskn dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, bahwa tugas diutusnya Rasulullah adalah:
-Pertama, Tilawatul aayaat: membacakan ayat-ayat Allah (Al-Qur’an).
-Kedua, Tazkiyatun nafs: menyucikan jiwa.
-Ketiga, Ta’limul kitaab wal hikmah: mengajarkan kitabullah dan hikmah.
Jelaslah bahwa salah satu diantara tiga tugas Rasulullah saw adalah tazkiyatun nafs “menyucikan jiwa”. Tazkiyatun nafs itu sendiri identik dengan penyempurnaan akhlaq, dan hikmah itu sendiri diartikan sebagai akhlak mulia, yang dalam hal ini Rasulullah saw bersabda tentang misi beliau diutus: “Innama bu’itstu li utammima makarimal akhlaq (Sesungguhnya aku ini diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia).”
Maka membacaka ayat Al Qur'an adalah puncak dari tazkiyyatun nafs sehingga siap untuk diajarkan Kitabullah dan hikmah. Betapa banyak orang yang sudah belajar kitabullah namun akhlaknya tidak hikmah, lantaran qolbu belum tertazkiyyah hingga tidak selamat dari penyakit qolbu ujub, hasad, riya, sombong, dan seterusnya.
Betapa pentingnya tazkiyatun nafs ini, sampai-sampai Allah bersumpah 11 kali hanya untuk menegaskan pentingnya 1 hal, yaitu dalam QS Asy-Syams: 1-10:
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (potensi) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”
Itulah alasan dan ditugasnya rasul pada setiap umatnya adalah untuk menyucikan jiwanya, dari kotoran yg mngotorinya dan dari penyakit yang menyakitinya.
Sekali lagi kotoran yg paling busuk dalam diri manusia adalah kesyirikan dan kejahilan. Karena itu dalam Surah Al Baqaroh:151 Allah juga berfirman "serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."
Kebodohan ini juga adalah penyakit ikhwah fillah, ketika kita tidak paham tentang ruqyah, tentang syaitan, tentang sihir, tentang ruqyah, sejarah ruqyah, dan bagaimana melakukan ruqyah, maka kita akan dengan mudah diambil oleh syaitan dan disakiti. Karena jika setiap umat Islam sepenuhnya berimam dengan Al Qur'an, maka tidak ada lagi orang yang datang ke dukun. Cukuplah Al Qur'an sebagai obat dan Allah tempat brgantung.
Ikhwah fillah, yang dirahmati Allah, kita masih ingat 14 abad lalu, bagaimna Rasulullah menegakkan syariat Islam ini dgn bertahap sekali, yg pertama menyembuhkan kesyirikan menegapkan tauhid, kemudian mengajarkan solat, dan ibadah lainnya.
Ini pun sangat berkaitan dengan kondisi masyarakat saat ini, yang dialami manusia saat ini. Risalah islam ini sudah lama turun, namun At-thibbun Nabawi yang terdiri dari Al hijamah atau bekam, herbal sunnah sperti habattusauda, dan terapi ruqyah ini telah lama dilupakan bahkan ditinggalkan. Sehingga jiwa manusia saat ini harus ditazkiyyah kembali
Bahkan syaitan telah memdominasi masyarakat saat ini. Muncul nya penyakit kronis yang tidak ada obatnya, jantung koroner, kista, dan lain-lain itu dikarenakan jiwa yang sakit dan harus disucikan kembali.
Karena sejatinya sakit dan musibah itu ditimpakan Allah untuk membakar dosa. Itu berarti sakit jasad pun adalah alaram bahwa ada yang salah dengan qolbu kita, yang apabila ia baik maka akan baik seluruhnya.
Ketika diri tertazkiyyah dengan baik, dosa telah Allah ampuni, maka untuk apalagi penyakit Allah timpakan pada kita? Karena tazkiyyah dan ruqyah ia akan mmbersihkan jiwa kita dari kotoran dan syaitan.
Qolbu yang sehat itu, kata Syeikhul Islam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah memiliki kekuatan untuk berjalan menuju Allah.. Kakinya tidak berat menuju mesjid, matanya tidak sulit bangun subuh, ada dorongan untuk taat dan ia akan benci dengan kemaksiatan.
Bagaimna melakukan tazkiyyahnya? Pertama kita harus menyembuhkan penyakit kebodohannya, untuk melakukan sesuatu harus disertai ilmu, setelah dipahamkan tentang ruqyah, bagaimna melakukannya, kmudian bagaimma meyakinkan umat bahwa kesembuhan dgn Al Qur'an itu adalah garansi dari Allah untuk HambaNya yg beriman.
Sekarang bgaimana untuk meyakinkan, karena banyak orang diruqyah tdk kunjung sembuh, akhirnya menyepelekan Al Qur'an, meremehkan Al Qur'an. Salah satu sebabnya karena orang yang diterapi hanya ingin sembuh tapi tak mau melakukan tazkiyyah. Dan akan sulit juga jika hanya tazkiyyah tapi tak mau melakukan ruqyah. Seperti orang yang membersihkan kotorannya saja, tapi membiarkan lalatnya. Padahal makanan yang sehat pun, ketika hinggapi lalat akan memjadi buruk. Begirulah yang dilakukan syaitan dalam diri manusia, membuat qolbu berpenyakit riya, hasad, dan sombong..
Lalu jika ada yang bertanya, "sampai kapan kita harus melakukan tazkiyyah dan ruqyah?". Sebelum menjawabnya, saya tanya dulu "sampaikan kapan anda harus mandi membersihkan kotoran pada jasad? Apakah cukup hanya 1x sehari atau 1x sebulan. Tidak bukan, bahkan 2-3x sehari setiap hari." Nah, begitu pula dengan qolbu kita, ia perlu ditazkiyyah dengan ibadah-ibadah, misalnya zakat dilakukan untuk membersihkan harta dan jiwa. Memaafkan dengan sempurna akan menghilangkan dendam, dan seterusnya tergantung jenis kotorannya.
Maka lakukanlah tazkiyyah dan ruqyah mandiri, selama anda ingin qolbu itu bersih dari kotoran dan sehat dari gangguan syaitan setiap hari. Kecuali jika anda merasa diri telah kebal dari talbis dan tak pernah kotor lagi.
Wallahu'alm
Ahyar Al Banjary