Hasan Al-Jaizy
[Salaf dan Ulama Membungkammu]
Mari kita buka kitab Siyar A'lam an-Nubala karya adz-Dzahaby. Ada dua cerita singkat dari salaf yang 'membungkammu'.
✈ CERITA PERTAMA
Dengan sanad, adz-Dzahaby menceritakan tentang al-A'masy (Sulaiman bin Mihran) bercerita (cerita beliau ana kasih tanda kutip):
"Datang seorang jin kepada kami" (Dalam kitab as-Siyar cetakan ar-Risalah: تزوج, juga dalam cetakan DArul Hadits, kalau di Tafsir Ibnu Katsir: تروج...wallahu a'lam)
"Maka kamu tanya kepada dia (jin tersebut):
إِيشْ تَشتَهُوْنَ مِنَ الطَّعَامِ؟
-Apa yang kalian (kaum jin) sukai dari makanan?-
الأَرزُ
-Nasi- (jawab jinnya)
"Maka kami datangkan padanya nasi" (Al-A'masy hidangkan nasi buat jin)
Lalu Al-A'masy berkata:
فَجَعَلتُ أَرَى اللُّقَمَ تُرفَعُ, وَلاَ أَرَى أَحَداً
"Maka aku pun jadi melihat suapan-suapan -nasi- (jamak berarti ga cuma sekali), dan aku tidak melihat sesosok pun."
Lalu al-A'masy bertanya:
فِيْكُم هَذِهِ الأَهْوَاءُ?
"Apa ada di antara kalian (kaum jin) Ahlil Ahwa' (yakni: Ahlil Bid'ah -seperti di dunia kami manusia-)?"
نَعَمْ
"Ya." (jawab jinnya; tapi al-A'masy percaya saja, buktinya tidak mengingkari. Mungkin beliau akan dicurigai oleh Facebooker karena terkesan percaya)
Kalau di Siyar A'lam Nubala sampai situ saja. Lalu di Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir menambahkan cerita:
"Aku (al-A'masy) pun bertanya:
فما الرافضة فيكم؟
"Kalau begitu (adanya Ahlul Ahwa di kalangan jin), bagi kalian Rafidhah (Syi'ah Rafidhah) itu seperti apa?"
شَرُّنَا
"Paling jeleknya kita (maksudnya: paling jeleknya kalangan jin)" (jawab jinnya; tapi al-A'masy tidak mengingkari. Lebih-lebih, beliau tidak cek ini jin kafir atau muslim.)
Apa kemudian kata Ibnu Katsir mengenai cerita di atas?
عَرَضْتُ هَذَا الْإِسْنَادَ عَلَى شَيْخِنَا الْحَافِظِ أَبِي الْحَجَّاجِ الْمِزِّيِّ فَقَالَ هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ إِلَى الْأَعْمَشِ
"Aku telah menyodorkan sanad (cerita ini dituturkan sanadnya dalam Siyar dan Tafsir) kepada Syaikh kami al-Hafizh al-Mizzy (beliau sekaligus mertuanya Ibnu Katsir), lalu al-Mizzy berkata: "Isnadnya shahih menuju al-A'masy."
Apa kata sebagian Facebooker kemudian mengenai al-A'masy? Imma mau men-dha'ifkan sanad, atau mentanbih al-A'masy karena kok beliau ga bilang: "Antum tukang bohong, jin!" (dengan kita sama-sama tahu jin kafir banyak bohongnya).
Al-A'masy itu lahir tahun 67 H dan wafat 147 H. Tabi'i. Salaf, bukan. Dan al-A'masy tidak diingkari ulama apalagi dibully. Nah, apalagi kalau seseorang menyeru jin masuk Islam??? Bertanya tentang makanan favorit dan sekte Rafidhah saja tidak diingkari.
atau bahkan men-tahdzir adz-Dzahaby dan Ibnu Katsir:
"Kenapa kok hal semacam ini ditulis di buku tarikh sehingga menjadi aqidah baru?"
Ref: as-Siyar, 6/232, cet. ar-Risalah dan Tafsiir al-Qur'aan al-Azhiim, 8/254, cet. Ilmiyyah.
✈ CERITA KEDUA
Ibnu Katsir berkata dalam Tafsir al-Jin:
Ibnu Asakir telah menyebutkan cerita ini dalam biografi al-Abbas bin Ahmad ad-Dimasyqy:
"Aku pernah di suatu malam di rumah, mendengar beberapa jin melantunkan syair (panjang dipotong ringkas oleh Ibnu Katsir):
قُلُوبٌ بَرَاهَا الْحُبُّ حَتَّى تَعَلَّقَتْ ... مَذَاهِبُهَا فِي كُلِّ غَرْبٍ وَشَارِقِ
تَهِيمُ بِحُبِّ اللَّهِ وَاللَّهُ ربها ... معلّقة بالله دون الخلائق
"Qalbu-qalbu, cinta melihatnya hingga tergantung...perginya ke tiap barat dan timur...
Takut karena cinta kepada ALLAH...dan ALLAH lah Rabb qalbu-qalbu...
(qalbu-qalbu itu bergantung pada ALLAH, bukan pada makhluk"
Wah. Kok malah meriwayatkan syair dari jin? Apa tidak takut dituding 'tertipu' oleh Facebooker? Siapa tahu dia jin kafir pura-pura bersyair memuji dan memuja Allah? Bukannya jin pedusta?
"Saya tidak percaya ini walau jinnya memuji Allah," mungkin saja begitu kata beberapa Facebooker.
Kemudian akan bilang: "Ibnu Katsir apalagi Ibnu Asakir kenapa sih ya memasukkan cerita beginian di kitab mereka. Apalagi Ibnu Katsir di kitab Tafsir!"
Ref: Tafsiir al-Qur'aan al-Azhiim, 8/255, cet. Ilmiyyah.
✈ CERITA KETIGA
Adz-Dzahaby, dalam biografi Muhammad bin Salam as-Sulamy, berkata:
Muhammad bin Ya'qub berkata: Aku mendengar Ali bin al-Husain berkata:
"Muhammad bin Salam waktu itu sedang di rumahnya. Tiba-tiba pintunya ada yang mengetuknya.
Berkatalah seseorang (di luar pintu sana):
يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ، أَنَا جِنِّيٌّ، رَسُوْلُ مَلِكِ الجِنِّ إِلَيْكَ، يُسَلِّمُ عَلَيْكَ
"Wahai Abu Abdillah (kuniyah Muhammad bin Salam), saya adalah JIN, UTUSAN seorang RAJA JIN kepadamu. Dia memberi salam kepadamu."
Jin itu melanjutkan:
لاَ يَكُوْنُ لَكَ مَجْلِسٌ إِلاَّ يَكُوْنُ مِنَّا فِي مَجْلِسِكَ أَكْثَرُ مِنَ الإِنسِ
"Tidaklah kamu punay majelis melainkan ada di GOLONGAN KAMI di majelismu, LEBIH BANYAK DARI MANUSIA."
Muhammad bin Ya'qub berkata:
هَذِهِ حِكَايَةٌ مُسْتَفِيْضَةٌ عِنْدَنَا مَشْهُوْرَةٌ.
"Cerita ini banyak teriwayatkan secara masyhur di kalangan kami." (kalangan ulama, bukan kalangan Facebooker tentunya)
Anehnya, kenapa adz-Dzahaby tidak langsung menuding: "Khurafat! Tertipu! Bohong! Percaya jin!"??? Kenapa juga beliau meriwayatkan beginian?
Kenapa kok Muhammad bin Salam tidak diingkari oleh ulama karena percaya-percaya aja?
Apa beliau belum bertanya dulu pada asatidzah kibar (yang mu'tabar bagi beberapa Facebooker)? Eh?
(pertanyaan di atas bukan bermaksud merendahkan asatidzah, tapi menyinggung beberapa Facebooker)
Bukankah jin itu pendusta? Siapa tahu dia pura-pura dan bohong bukan dari raja jin? Jangan percaya di majelis ada jin. Pokoknya jangan percaya. (edisi beberapa Facebooker)
Ref: as-Siyar, 10/629, ar-Risalah
===================================
👑👑👑👑👑👑👑👑
Saya meriwayatkan SS jin masuk Islam, pada tidak percaya dengan syahadatnya. Sama dengan: mengkafirkan jin tersebut.
Pernah seorang sahabat membunuh seorang yang terjepit ke pojok. Padahal orang tersebut sudah bersyahadat saat tak ada jalan keluar. Tetap dibunuh oleh sahabat tersebut karena merasa ada indikasi syahadat cuma takut dibunuh. Nabi tidak setuju, kan? Nah, pula hukumnya terhadap jin yang bersyahadat.
Dan jin yang bersyahadat itu, jelas-jelas bersyahadat setelah tunduk akan HUJJAH. Bahkan jin tersebut mengatakan:
"Kami mencintai kalian karena Allah."
"Assalamualaikum"
Lalu beberapa Facebooker dustakan karena 'dia tukang bohong'.
Itulah efek dari meyakini jin semuanya pasti bohong 100%. Meskipun ia bersyahadat. Kekerasan hati apa lagi yang perlu kita bongkar di sini?
👑 DAKWAH KEPADA JIN UNTUK MASUK ISLAM
❗ [1] Rasulullah juga berdakwah kepada mereka dan memperdengarkan mereka al-Qur'an. (Al-Ahqaf)
❗ [2] Jin diciptakan untuk beribadah. (adz-Dzariyat) Ibadah itu membutuhkan ilmu. Ilmu tak tersebar tanpa dakwah. Dan tidak terlarang berdakwah kepada jin untuk Islam.
❗ [3] Syaikh Muqbil: "Berdakwah pada jin menuju Islam: BOLEH" (tentu dengan ilmu dan hujjah)
Dengar ini: https://www.youtube.com/watch?v=thqEKCqramk
❗ [4] Ibnu Taimiyyah juga punya pengalaman panjang dengan jin. Berkata beliau:
ومن الناس من كلمهم وكلموه ومن الناس من يأمرهم وينهاهم ويتصرف فيهم,وهذا يكون للصالحين وغير الصالحين, ولو ذكرت ماجرى لي ولأصحابي معهم لطال الكتاب وكذلك ماجرى لغيرنا
"Dan di antara manusia ada yang berbicara pada mereka (jin), dan mereka (jin_ berbicara padanya. Di antara manusia ada yang memerintah dan melarang mereka (yakni: DAKWAH), dan berperilaku di depan mereka. Ini TERJADI pada orang saleh dan tidak saleh. Andai aku sebutkan apa yang terjadi padaku dan teman-temanku bersama mereka (para jin), maka akan panjanglah kitab ini. Begitu juga apa yang terjadi pada selain kami." (al-Majmu': 4/232)
فإن الجني يتألم بالضرب ويصيح ويصرخ ويخرج منه ألم الضرب كما قد جرب الناس من ذلك ما لايحصى ونحن قد فعلنا من ذلك مايطول وصفه
"Dan sesngguhnya jin merasa SAKIT disebabkan pukulan. Ia juga berteriak. Dan sakitnya pukulan bisa mengeluarkan dia (dari jasad manusia), sebagaimana telah dicoba (TAJRIBAH) oleh orang-orang yang tak terhitung (jumlah kasusnya). Dan kami telah MELAKUKAN hal itu yang teramat panjang untuk menceritakannya." (Al-Majmu'
Beberapa Facebooker protes: "Ibnu Taimiyyah, darimana antum tahu jin kesakitan? Dia tukang bohong! Jangan percaya!!! Antum tertipu!!!"
Atau mereka akan menuduh: "Ujub antum."
Hello?
Ibnu Muflih al-Hanbaly berkata:
كان شيخنا إذا أٌتي بالمصروع وعظ من صرعه وأمره ونهاه، فإن انتهى وفارق المصروع , أخذ عليه العهد أن لا يعود وإن لم يأتمر ولم ينته , ضربه حتى يفارقه
"Guru kami (Ibnu Taimiyyah), jika didatangkan kepadanya orang kesurupan, beliau MEMBERIKAN MAU'IZHAH (nasehat) kepada (jin) yang merasuki (manusia itu) dan MEMERINTAHKAN dan MELARANG (yakni: DAKWAH). Jika selesai dan jin tersebut ingin pergi dari jasad orang kesurupan, beliau mengambil PERJANJIAN (pada jin itu) agar jin itu tidak kembali.
Jika beliau tidak menuruti amar dan nahy, beliau memukulnya sampai jin itu memisahkan diri dari jasad manusia." (Al-Furu', 2/466)
Beberapa Facebooker jangan kemudian sinis terhadap Ibnu Taimiyyah: "Ga ada gunanya dakwah kepada jin!"
❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗
Lebih mirisnya, ada yang masuk Islam, bukannya senang, malah langsung sebal. Dan sebalnya terhadap orang biasa yang menjadi perantara masuk Islam hamba Allah tersebut. Setelah sebalnya didukung beberapa penyebal, mulailah semakin menambah kesebalan itu dengan melabeli 'ujub', 'maghrur', 'tertipu', 'talbis iblis'...padahal: Iblis tidak akan suka jin atau manusia masuk Islam.
Dan alhamdulillah, juga DEMI ALLAH, tidak hanya satu cerita, jin masuk Islam secara nyata walau tadinya mereka adalah setan. Allah Maha Memberi Hidayah. Lalu kami berdoa baik-baik dan Allah kabulkan.
Allah Maha Baik...Pemberi Hidayah...dan Maha Pengampun...
sementara Iblis akan mencari cara dan makar karena tidak pernah suka ada jin atau manusia masuk Islam.
Siapa yang sedang tertipu? Gelap mata setelah dirundung
[Salaf dan Ulama Membungkammu]
Mari kita buka kitab Siyar A'lam an-Nubala karya adz-Dzahaby. Ada dua cerita singkat dari salaf yang 'membungkammu'.
✈ CERITA PERTAMA
Dengan sanad, adz-Dzahaby menceritakan tentang al-A'masy (Sulaiman bin Mihran) bercerita (cerita beliau ana kasih tanda kutip):
"Datang seorang jin kepada kami" (Dalam kitab as-Siyar cetakan ar-Risalah: تزوج, juga dalam cetakan DArul Hadits, kalau di Tafsir Ibnu Katsir: تروج...wallahu a'lam)
"Maka kamu tanya kepada dia (jin tersebut):
إِيشْ تَشتَهُوْنَ مِنَ الطَّعَامِ؟
-Apa yang kalian (kaum jin) sukai dari makanan?-
الأَرزُ
-Nasi- (jawab jinnya)
"Maka kami datangkan padanya nasi" (Al-A'masy hidangkan nasi buat jin)
Lalu Al-A'masy berkata:
فَجَعَلتُ أَرَى اللُّقَمَ تُرفَعُ, وَلاَ أَرَى أَحَداً
"Maka aku pun jadi melihat suapan-suapan -nasi- (jamak berarti ga cuma sekali), dan aku tidak melihat sesosok pun."
Lalu al-A'masy bertanya:
فِيْكُم هَذِهِ الأَهْوَاءُ?
"Apa ada di antara kalian (kaum jin) Ahlil Ahwa' (yakni: Ahlil Bid'ah -seperti di dunia kami manusia-)?"
نَعَمْ
"Ya." (jawab jinnya; tapi al-A'masy percaya saja, buktinya tidak mengingkari. Mungkin beliau akan dicurigai oleh Facebooker karena terkesan percaya)
Kalau di Siyar A'lam Nubala sampai situ saja. Lalu di Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir menambahkan cerita:
"Aku (al-A'masy) pun bertanya:
فما الرافضة فيكم؟
"Kalau begitu (adanya Ahlul Ahwa di kalangan jin), bagi kalian Rafidhah (Syi'ah Rafidhah) itu seperti apa?"
شَرُّنَا
"Paling jeleknya kita (maksudnya: paling jeleknya kalangan jin)" (jawab jinnya; tapi al-A'masy tidak mengingkari. Lebih-lebih, beliau tidak cek ini jin kafir atau muslim.)
Apa kemudian kata Ibnu Katsir mengenai cerita di atas?
عَرَضْتُ هَذَا الْإِسْنَادَ عَلَى شَيْخِنَا الْحَافِظِ أَبِي الْحَجَّاجِ الْمِزِّيِّ فَقَالَ هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ إِلَى الْأَعْمَشِ
"Aku telah menyodorkan sanad (cerita ini dituturkan sanadnya dalam Siyar dan Tafsir) kepada Syaikh kami al-Hafizh al-Mizzy (beliau sekaligus mertuanya Ibnu Katsir), lalu al-Mizzy berkata: "Isnadnya shahih menuju al-A'masy."
Apa kata sebagian Facebooker kemudian mengenai al-A'masy? Imma mau men-dha'ifkan sanad, atau mentanbih al-A'masy karena kok beliau ga bilang: "Antum tukang bohong, jin!" (dengan kita sama-sama tahu jin kafir banyak bohongnya).
Al-A'masy itu lahir tahun 67 H dan wafat 147 H. Tabi'i. Salaf, bukan. Dan al-A'masy tidak diingkari ulama apalagi dibully. Nah, apalagi kalau seseorang menyeru jin masuk Islam??? Bertanya tentang makanan favorit dan sekte Rafidhah saja tidak diingkari.
atau bahkan men-tahdzir adz-Dzahaby dan Ibnu Katsir:
"Kenapa kok hal semacam ini ditulis di buku tarikh sehingga menjadi aqidah baru?"
Ref: as-Siyar, 6/232, cet. ar-Risalah dan Tafsiir al-Qur'aan al-Azhiim, 8/254, cet. Ilmiyyah.
✈ CERITA KEDUA
Ibnu Katsir berkata dalam Tafsir al-Jin:
Ibnu Asakir telah menyebutkan cerita ini dalam biografi al-Abbas bin Ahmad ad-Dimasyqy:
"Aku pernah di suatu malam di rumah, mendengar beberapa jin melantunkan syair (panjang dipotong ringkas oleh Ibnu Katsir):
قُلُوبٌ بَرَاهَا الْحُبُّ حَتَّى تَعَلَّقَتْ ... مَذَاهِبُهَا فِي كُلِّ غَرْبٍ وَشَارِقِ
تَهِيمُ بِحُبِّ اللَّهِ وَاللَّهُ ربها ... معلّقة بالله دون الخلائق
"Qalbu-qalbu, cinta melihatnya hingga tergantung...perginya ke tiap barat dan timur...
Takut karena cinta kepada ALLAH...dan ALLAH lah Rabb qalbu-qalbu...
(qalbu-qalbu itu bergantung pada ALLAH, bukan pada makhluk"
Wah. Kok malah meriwayatkan syair dari jin? Apa tidak takut dituding 'tertipu' oleh Facebooker? Siapa tahu dia jin kafir pura-pura bersyair memuji dan memuja Allah? Bukannya jin pedusta?
"Saya tidak percaya ini walau jinnya memuji Allah," mungkin saja begitu kata beberapa Facebooker.
Kemudian akan bilang: "Ibnu Katsir apalagi Ibnu Asakir kenapa sih ya memasukkan cerita beginian di kitab mereka. Apalagi Ibnu Katsir di kitab Tafsir!"
Ref: Tafsiir al-Qur'aan al-Azhiim, 8/255, cet. Ilmiyyah.
✈ CERITA KETIGA
Adz-Dzahaby, dalam biografi Muhammad bin Salam as-Sulamy, berkata:
Muhammad bin Ya'qub berkata: Aku mendengar Ali bin al-Husain berkata:
"Muhammad bin Salam waktu itu sedang di rumahnya. Tiba-tiba pintunya ada yang mengetuknya.
Berkatalah seseorang (di luar pintu sana):
يَا أَبَا عَبْدِ اللهِ، أَنَا جِنِّيٌّ، رَسُوْلُ مَلِكِ الجِنِّ إِلَيْكَ، يُسَلِّمُ عَلَيْكَ
"Wahai Abu Abdillah (kuniyah Muhammad bin Salam), saya adalah JIN, UTUSAN seorang RAJA JIN kepadamu. Dia memberi salam kepadamu."
Jin itu melanjutkan:
لاَ يَكُوْنُ لَكَ مَجْلِسٌ إِلاَّ يَكُوْنُ مِنَّا فِي مَجْلِسِكَ أَكْثَرُ مِنَ الإِنسِ
"Tidaklah kamu punay majelis melainkan ada di GOLONGAN KAMI di majelismu, LEBIH BANYAK DARI MANUSIA."
Muhammad bin Ya'qub berkata:
هَذِهِ حِكَايَةٌ مُسْتَفِيْضَةٌ عِنْدَنَا مَشْهُوْرَةٌ.
"Cerita ini banyak teriwayatkan secara masyhur di kalangan kami." (kalangan ulama, bukan kalangan Facebooker tentunya)
Anehnya, kenapa adz-Dzahaby tidak langsung menuding: "Khurafat! Tertipu! Bohong! Percaya jin!"??? Kenapa juga beliau meriwayatkan beginian?
Kenapa kok Muhammad bin Salam tidak diingkari oleh ulama karena percaya-percaya aja?
Apa beliau belum bertanya dulu pada asatidzah kibar (yang mu'tabar bagi beberapa Facebooker)? Eh?
(pertanyaan di atas bukan bermaksud merendahkan asatidzah, tapi menyinggung beberapa Facebooker)
Bukankah jin itu pendusta? Siapa tahu dia pura-pura dan bohong bukan dari raja jin? Jangan percaya di majelis ada jin. Pokoknya jangan percaya. (edisi beberapa Facebooker)
Ref: as-Siyar, 10/629, ar-Risalah
===================================
👑👑👑👑👑👑👑👑
Saya meriwayatkan SS jin masuk Islam, pada tidak percaya dengan syahadatnya. Sama dengan: mengkafirkan jin tersebut.
Pernah seorang sahabat membunuh seorang yang terjepit ke pojok. Padahal orang tersebut sudah bersyahadat saat tak ada jalan keluar. Tetap dibunuh oleh sahabat tersebut karena merasa ada indikasi syahadat cuma takut dibunuh. Nabi tidak setuju, kan? Nah, pula hukumnya terhadap jin yang bersyahadat.
Dan jin yang bersyahadat itu, jelas-jelas bersyahadat setelah tunduk akan HUJJAH. Bahkan jin tersebut mengatakan:
"Kami mencintai kalian karena Allah."
"Assalamualaikum"
Lalu beberapa Facebooker dustakan karena 'dia tukang bohong'.
Itulah efek dari meyakini jin semuanya pasti bohong 100%. Meskipun ia bersyahadat. Kekerasan hati apa lagi yang perlu kita bongkar di sini?
👑 DAKWAH KEPADA JIN UNTUK MASUK ISLAM
❗ [1] Rasulullah juga berdakwah kepada mereka dan memperdengarkan mereka al-Qur'an. (Al-Ahqaf)
❗ [2] Jin diciptakan untuk beribadah. (adz-Dzariyat) Ibadah itu membutuhkan ilmu. Ilmu tak tersebar tanpa dakwah. Dan tidak terlarang berdakwah kepada jin untuk Islam.
❗ [3] Syaikh Muqbil: "Berdakwah pada jin menuju Islam: BOLEH" (tentu dengan ilmu dan hujjah)
Dengar ini: https://www.youtube.com/watch?v=thqEKCqramk
❗ [4] Ibnu Taimiyyah juga punya pengalaman panjang dengan jin. Berkata beliau:
ومن الناس من كلمهم وكلموه ومن الناس من يأمرهم وينهاهم ويتصرف فيهم,وهذا يكون للصالحين وغير الصالحين, ولو ذكرت ماجرى لي ولأصحابي معهم لطال الكتاب وكذلك ماجرى لغيرنا
"Dan di antara manusia ada yang berbicara pada mereka (jin), dan mereka (jin_ berbicara padanya. Di antara manusia ada yang memerintah dan melarang mereka (yakni: DAKWAH), dan berperilaku di depan mereka. Ini TERJADI pada orang saleh dan tidak saleh. Andai aku sebutkan apa yang terjadi padaku dan teman-temanku bersama mereka (para jin), maka akan panjanglah kitab ini. Begitu juga apa yang terjadi pada selain kami." (al-Majmu': 4/232)
فإن الجني يتألم بالضرب ويصيح ويصرخ ويخرج منه ألم الضرب كما قد جرب الناس من ذلك ما لايحصى ونحن قد فعلنا من ذلك مايطول وصفه
"Dan sesngguhnya jin merasa SAKIT disebabkan pukulan. Ia juga berteriak. Dan sakitnya pukulan bisa mengeluarkan dia (dari jasad manusia), sebagaimana telah dicoba (TAJRIBAH) oleh orang-orang yang tak terhitung (jumlah kasusnya). Dan kami telah MELAKUKAN hal itu yang teramat panjang untuk menceritakannya." (Al-Majmu'
Beberapa Facebooker protes: "Ibnu Taimiyyah, darimana antum tahu jin kesakitan? Dia tukang bohong! Jangan percaya!!! Antum tertipu!!!"
Atau mereka akan menuduh: "Ujub antum."
Hello?
Ibnu Muflih al-Hanbaly berkata:
كان شيخنا إذا أٌتي بالمصروع وعظ من صرعه وأمره ونهاه، فإن انتهى وفارق المصروع , أخذ عليه العهد أن لا يعود وإن لم يأتمر ولم ينته , ضربه حتى يفارقه
"Guru kami (Ibnu Taimiyyah), jika didatangkan kepadanya orang kesurupan, beliau MEMBERIKAN MAU'IZHAH (nasehat) kepada (jin) yang merasuki (manusia itu) dan MEMERINTAHKAN dan MELARANG (yakni: DAKWAH). Jika selesai dan jin tersebut ingin pergi dari jasad orang kesurupan, beliau mengambil PERJANJIAN (pada jin itu) agar jin itu tidak kembali.
Jika beliau tidak menuruti amar dan nahy, beliau memukulnya sampai jin itu memisahkan diri dari jasad manusia." (Al-Furu', 2/466)
Beberapa Facebooker jangan kemudian sinis terhadap Ibnu Taimiyyah: "Ga ada gunanya dakwah kepada jin!"
❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗
Lebih mirisnya, ada yang masuk Islam, bukannya senang, malah langsung sebal. Dan sebalnya terhadap orang biasa yang menjadi perantara masuk Islam hamba Allah tersebut. Setelah sebalnya didukung beberapa penyebal, mulailah semakin menambah kesebalan itu dengan melabeli 'ujub', 'maghrur', 'tertipu', 'talbis iblis'...padahal: Iblis tidak akan suka jin atau manusia masuk Islam.
Dan alhamdulillah, juga DEMI ALLAH, tidak hanya satu cerita, jin masuk Islam secara nyata walau tadinya mereka adalah setan. Allah Maha Memberi Hidayah. Lalu kami berdoa baik-baik dan Allah kabulkan.
Allah Maha Baik...Pemberi Hidayah...dan Maha Pengampun...
sementara Iblis akan mencari cara dan makar karena tidak pernah suka ada jin atau manusia masuk Islam.
Siapa yang sedang tertipu? Gelap mata setelah dirundung
Tags
ARTIKEL RUQYAH