“Saya pernah bermimpi ada orang yang menusuk-nusuk bantalan dengan paku, dia bilang ada yang mau minta maaf, tapi caranya salah, dia malah menyakiti saya”. awalnya saya masih bingung dengan kalimat ini, dan akhrinya terungkap pada ruqyah kedua tadi siang. Sayangnya Akh Abdul Gafur yg tadinya ingin menemani saya, tak bisa ikut karena berhalangan.
Sebut saja Yeni, meski sudah bersuami ada saja yang ingin meminangnya. Terang saja, Yeni tak akan menerima lamaran laki-laki mana pun lagi. Namun anehnya, seorang laki-laki suku Bug** yang ingin menikahi Yeni ini tak peduli dengan status Yeni yang sudah bersuami.
Tak terima dengan penolakan Yeni, ia pun mengirim sihir perceraian hingga rumah tangga Yeni dan suami mulai retak. Permintaan cerai mulai keluar dari mulut Yeni disertai dengan keluhan yg tentu saja melukai perasaan sang suami. Permintaan itu pun disanggupi sang suami. “Ayo, kalau mau cerai” ujar Yeni menirukan kata-kata suaminya.
Tak terima dengan penolakan Yeni, ia pun mengirim sihir perceraian hingga rumah tangga Yeni dan suami mulai retak. Permintaan cerai mulai keluar dari mulut Yeni disertai dengan keluhan yg tentu saja melukai perasaan sang suami. Permintaan itu pun disanggupi sang suami. “Ayo, kalau mau cerai” ujar Yeni menirukan kata-kata suaminya.
Tak berhasil membuat bercerai, karena kesabaran sang suami, si lelaki tak tahu diri itu pun menambah derita bagi Yeni, dengan mengirimnya santet yg membuat perut Yeni sakit tak terkira, hingga menggembung. Sudah berbagai rumah sakit ia datangi, sudah dua kali operasi namun tak kunjung smbuh. sudah dilakukan endoskopi, namun tak ada kelainan. Hingga berbagai pengobatan alternatif pun ia jalani, berbagai jimat telah ia miliki, namun tak kunjung sembuh.
Tak cukup sampai di situ, ia juga menderita sakit di bagian kepala. Alhamdulillah Allah mempertemukan Yeni dengan ruqyah Syar’iyyah melalui temannya yang keluarganya pernah saya ruqyah.
Saat saya bacakan ayat-ayat ruqyah, jin langsung menjerit kesakitan. dan berteriak.
“Aku hanya di suruh, jangan ganggu, aku hanya disuruh”.
“Siapa yg menyuruh kamu”
“Dukun, atas permintaan laki-laki yg pernah ia tolak cintanya, aku disuruh membunuhnya”
“Qullun nafsin jaa iqotul maut, setiap yg bernyawa pasti akan mati, jika memang sudah waktunya tidak ada yg bisa mempercepat atau menundanya, untuk apa kamu membuat dia mati toh dia ga mati-mati”
“Aku ingin menyiksanya dulu”
“Kamu mau tidak saya siksa,” saya sentuhkan telunjuk saya di kepalanya sambil membaca ayat qursi.
“Sudah.. sakit..” ujarnya berteriak dan membentak saya dengan tangan yang mengepal.
“Mau lagi?, mau tidak kamu saya sakiti?”
“Tidak, sudah”
“Sama kan, kalau kamu tidak mau disakiti jangan menyakiti, jangan berbuat zolim, bertaobatlah, takutlah pada Allah, masuklah Islam, kamu akan bahagia, dosamu akan diampuni Allah. bla..bla..”
“Aku hanya disuruh”
“Jangan bodoh, mau disuruh dukun,”
“Aku tidak berani, dukunnya kuat”
“Kalau kuat suruh dukunnya ke sini, biar saya hadapi”
“Dukunnya ada di sini, dia melihat” sambil menunjuk ke pintu.
“Dengarkan saya, ada berapa jin di tubuhnya?”
Saat saya bacakan ayat-ayat ruqyah, jin langsung menjerit kesakitan. dan berteriak.
“Aku hanya di suruh, jangan ganggu, aku hanya disuruh”.
“Siapa yg menyuruh kamu”
“Dukun, atas permintaan laki-laki yg pernah ia tolak cintanya, aku disuruh membunuhnya”
“Qullun nafsin jaa iqotul maut, setiap yg bernyawa pasti akan mati, jika memang sudah waktunya tidak ada yg bisa mempercepat atau menundanya, untuk apa kamu membuat dia mati toh dia ga mati-mati”
“Aku ingin menyiksanya dulu”
“Kamu mau tidak saya siksa,” saya sentuhkan telunjuk saya di kepalanya sambil membaca ayat qursi.
“Sudah.. sakit..” ujarnya berteriak dan membentak saya dengan tangan yang mengepal.
“Mau lagi?, mau tidak kamu saya sakiti?”
“Tidak, sudah”
“Sama kan, kalau kamu tidak mau disakiti jangan menyakiti, jangan berbuat zolim, bertaobatlah, takutlah pada Allah, masuklah Islam, kamu akan bahagia, dosamu akan diampuni Allah. bla..bla..”
“Aku hanya disuruh”
“Jangan bodoh, mau disuruh dukun,”
“Aku tidak berani, dukunnya kuat”
“Kalau kuat suruh dukunnya ke sini, biar saya hadapi”
“Dukunnya ada di sini, dia melihat” sambil menunjuk ke pintu.
“Dengarkan saya, ada berapa jin di tubuhnya?”
Vis, jin mengacungkan dua jari Yeni. “Ada kelompok jin lain selain kalian, jawablah dengan jujur atau kamu akan hancur”
“Ada, di kepala, dia dari dukun yang lain, selain itu ada jin dari sana” ujarnya menunjuk ke samping rumah Yeni. Saya teringat, Yeni pernah bercerita melihat jin di bawah pohon yg ada di samping rumahnya.
pengalaman saya meruqyah pasien kena santet, biasanya dukun juga memerintahkan jin menaruh buhul sihir di bagian tubuh pasien dan rumahnya. Benar saja, jin mengakuinya namun ia tidak mau menuruti kata-kata saya untuk melepasnya.
“Percuma ku lepas, dukunnya ada di sini, dia sedang bersemedi, jika aku keluar, dia akan membunuh ku dan mengirim jin baru lagi”
Saya pun kembali membacakan ruqyah dan ayat pembatal sihir hingga membuat jin kblinger. ssekali saya siram ia dengan air hujan yg sudah diruqyah, hingga menjerit.
“Ada, di kepala, dia dari dukun yang lain, selain itu ada jin dari sana” ujarnya menunjuk ke samping rumah Yeni. Saya teringat, Yeni pernah bercerita melihat jin di bawah pohon yg ada di samping rumahnya.
pengalaman saya meruqyah pasien kena santet, biasanya dukun juga memerintahkan jin menaruh buhul sihir di bagian tubuh pasien dan rumahnya. Benar saja, jin mengakuinya namun ia tidak mau menuruti kata-kata saya untuk melepasnya.
“Percuma ku lepas, dukunnya ada di sini, dia sedang bersemedi, jika aku keluar, dia akan membunuh ku dan mengirim jin baru lagi”
Saya pun kembali membacakan ruqyah dan ayat pembatal sihir hingga membuat jin kblinger. ssekali saya siram ia dengan air hujan yg sudah diruqyah, hingga menjerit.
Ia yg tadinya berani membentak dan ingin meninju saya, benar2 tak berdaya layaknya macan ompong. Saya pun kembali mendakwahinya dan mengajaknya masuk Islam. Alhamdulillah jin bersedia mengucapkan syahadat walau awalnya sulit dan terbata-bata.
Meski demikian ia masih belum mau keluar dan melepas buhul sihirnya. Hingga akhirnya saya bacakan ayat penaklut sambil memegang ubun-ubun Yeni dan memerintahkan jin melepas buhul sihir yang ada di perut Yeni, dan di depan rumahnya.
Meski demikian ia masih belum mau keluar dan melepas buhul sihirnya. Hingga akhirnya saya bacakan ayat penaklut sambil memegang ubun-ubun Yeni dan memerintahkan jin melepas buhul sihir yang ada di perut Yeni, dan di depan rumahnya.
Proses pelepasan buhul sihir ini direkam oleh pihak keluarga. kemudian saya memerintahkan jin masuk ke rumah dan menyuruhnya keluar dari tubuh Yeni. Ia kembali berdalih dan tak mau keluar.
“Masih ada benda sihir di sana, di dapurnya, paku, tapi bukan saya yang menanamnya, jin yg dikepala” ujarnya sambil menunjuk ke dapur.
“Lepaskan juga”
“Tidak bisa, hanya dukunnya yg bisa, itu bukan tugas saya”
“Sudahah, sekarang kamu keluar, biar nanti saya tangani yg di kepala”
“Tidak, nanti dukun itu akan membunuhku, dia akan menangkapku”
“Dengarkan, saya akan mengalahkan dukun itu, kamu pergilah ke Mekkah, kamu aman di sana”
“Kamu janji, akan mengalahkan dukunnya,” sambil menunjuk.
“Insya Allah”
“Baiklah, aku mau keluar, tapi aku pinta jaga dia, karena dukun ingin mengirim jin baru lagi” ujarnya sambil mengacungkan jari telunjuk Yeni.
“Tanpa kamu pinta pun kami akan menjaganya, Allah akan membelanya, skrang kamu keluar. Ucapkan salam dan keluar, saya hitung sampai 5 jika tidak keluar saya bacakan ayat Allah dan kamu terbakar”
“Asslamu’alaikum”
“Masih ada benda sihir di sana, di dapurnya, paku, tapi bukan saya yang menanamnya, jin yg dikepala” ujarnya sambil menunjuk ke dapur.
“Lepaskan juga”
“Tidak bisa, hanya dukunnya yg bisa, itu bukan tugas saya”
“Sudahah, sekarang kamu keluar, biar nanti saya tangani yg di kepala”
“Tidak, nanti dukun itu akan membunuhku, dia akan menangkapku”
“Dengarkan, saya akan mengalahkan dukun itu, kamu pergilah ke Mekkah, kamu aman di sana”
“Kamu janji, akan mengalahkan dukunnya,” sambil menunjuk.
“Insya Allah”
“Baiklah, aku mau keluar, tapi aku pinta jaga dia, karena dukun ingin mengirim jin baru lagi” ujarnya sambil mengacungkan jari telunjuk Yeni.
“Tanpa kamu pinta pun kami akan menjaganya, Allah akan membelanya, skrang kamu keluar. Ucapkan salam dan keluar, saya hitung sampai 5 jika tidak keluar saya bacakan ayat Allah dan kamu terbakar”
“Asslamu’alaikum”
Alhamdulillah Yeni sadar. Namun ia masih merasakan sakit di kepala, karena jin yg dikepala masih ada. Melihat kondisi Yeni, saya tak ingin memaksakan, selain itu saya harus kembali bekerja. Dengan teknik usapan dan penarikan penyakit, atas izin Allah sakit di kepala Yeni pun hilang. Namun bukan berarti jin di kepalanya telah keluar. Insya Allah, ruqyah akan dilanjutkan hingga tuntas.