Ruqyah Anak Kecil dan Ruqyah Kakek/Nenek
==================================
Sudah ratusan anak kecil dr usia balita sampai belata * pernah saya ruqyah. Begitu pula yg usianya sepuh alias nenek-nenek atau kakek-kakek dr usia 70-an smpai 80-an. Kedua jenis manusia berusia balita dan sepuh ini, memiliki kemiripan dlm kondisi dan ketika proses ruqyah berjalan. Bedanya hanya nangis bagi anak ballita pada umumnya, yg sepuh nggak...
Saya menyimpulkan bahwa balita dan sepuh punya kondisi fisik dan akal yg sama, yaitu lemah. Itu sudah jamak menurut pemikiran yg ada bahwa manusia diawal pertumbuhannya lemah dan akan kembali pd kondisi itu lagi. Al-Qur'an pun mengisyaratkannya dlm QS. Yasin "Barangsiapa yg Kami panjangkan usianya, kami kurangi bentuk penciptaannya". Artinya, ketika bayi belum punya gigi, mk saat sepuh gigi pun berguguran dll. Begitu pula daya (kekuatan).
Saat dilakukan proses ruqyah, kesamaan itu pun terjadi....
Misalnya, anak balita dan sepuh pada umumnya saat diruqyah tidak menimbulkan reaksi frontal spt melawan, menjerit atau muntah dsb. Ada yg frontal tp jarang.
Anak kecil atau balita, biasanya nangis saat diruqyah. Tapi, jangan cepat memvonis bahwa tangisannya karena ada jin. Sebab bisa jadi tangisan itu karena faktor rasa takut krn tdk kenal sama peruqyahnya. Apalagi kalau peruqyah tegang dgn wajah yg malas tersenyum dan miskin canda.
Pengalaman saya, ini sekedar share, balita yg benar-benar ada faktor gangguan jin, jika diruqyah sekali sudah tanpak perubahan. Yg tadinya rewel, alhamdulillah udah adem dan bisa tidur malam. Kalau nggak juga setelah diruqyah berkali-kali, periksa fisiknya. Apa mungkin disana ada masalah spt masuk angin, luka, infeksi dsb. Sebenarnya, pemeriksaan fisik itu dilakukan setelah ruqyah pertama sehingga cepat diatasi jika memang ada masalah gangguan fisik. Namun orangtua sering berkesimpulan bahwa anaknya diganggu jin. Ini juga yg harus diluruskan oleh peruqyah.
Untuk kasus nenek2 dan kakek2, ini perlu diagnosa ttg masa lalu dan diharap para keluarga tidak menyembunyikan hal-hal yg ada kaitannya dgn dunia klenik dan perdukunan spt dia punya jimat, susuk dan sebagainya...
Jika kondisi pasien sudah uzur spt koma, kurus tdk berdaging, ngeracau dsb. Seorang peruqyah harus sampaikan dua hal :
1. Jika Allaah berkehendak dia akan sembuh, tapi jika Allah berkehendak dia akan dipanggil. Maka harus ikhlas dan bersabar.
2. Jika setelah diruqyah, dgn izin Allah pasien meninggal dunia, maka itu bukan salah ruqyah tp sudah ketentuan dr Allah. Sehingga tdk ada tuntutan kpd siperuqyah.
Beberapa pengalaman saya (mungkin sudah puluhan orang, belum sampai ratusan). Setelah diruqyah, pasien meninggal dunia. Saya tdk mengatakan bahwa ia meninggal krn diruqyah, tentu karena Allah Yg Menghendaki dia meninggal. Namun, pengalaman saya menceritakan, pasien sepuh yg sdh lama sakit dan tdk ada tanda-tanda sembuh bahkan sudah pada tahap "menyusahkan" keluarga, biasanya meninggal. Entah itu kebetulan, entah itu ada sebab lain. Saya tdk ingin menjawabnya.
Kasus-kasus ini mungkin bisa memberikan sedikit nalar bagi kita yg jauh dr dunia ruqyah.
1. Seorang penjaga gardu Kereta Api. Konon punya ilmu kebal. Jam 10 pagi seperti sakaratul maut, sambil teriak "Panggilkan aku ustadz !!!". Dipanggillah saya dan terjadilah proses ruqyah. Saat diruqyah, diuratnya nadinya spt ada yg berjalan. Saat saya azankan, ia sadar dan menangis, lalu ia bercerita ttg masa lalunya. Keluarganya senang. Jam 8 malam, saya dpt telepon dr keluarganya, dia sudah dipanggil Allah.
2. Seorang bapak tua yg sudah koma beberapa hari, diruqyah. Setelah itu saya diantara pulang oleh anaknya pake mobil. Baru sepuluh menit memasuki tol, anaknya ditelepon oleh kaeluarga dirumah bahwa sang ayah sdh meninggal dunia.
3. Masih banyak cerita pasien sepuh diruqyah dan nggak berapa wafat.
================
* Anak Belata (Belasan Tahun).
Semoga status ini bermanfaat sbg ibroh bagi kita dan bukan menceritakan kebanggaan. Ntar ada teman FB yg komen negatif bahwa saya sok hebat. Padahal ini hanya berbagai pengalaman ke sesama peruqyah.
==================================
Sudah ratusan anak kecil dr usia balita sampai belata * pernah saya ruqyah. Begitu pula yg usianya sepuh alias nenek-nenek atau kakek-kakek dr usia 70-an smpai 80-an. Kedua jenis manusia berusia balita dan sepuh ini, memiliki kemiripan dlm kondisi dan ketika proses ruqyah berjalan. Bedanya hanya nangis bagi anak ballita pada umumnya, yg sepuh nggak...
Saya menyimpulkan bahwa balita dan sepuh punya kondisi fisik dan akal yg sama, yaitu lemah. Itu sudah jamak menurut pemikiran yg ada bahwa manusia diawal pertumbuhannya lemah dan akan kembali pd kondisi itu lagi. Al-Qur'an pun mengisyaratkannya dlm QS. Yasin "Barangsiapa yg Kami panjangkan usianya, kami kurangi bentuk penciptaannya". Artinya, ketika bayi belum punya gigi, mk saat sepuh gigi pun berguguran dll. Begitu pula daya (kekuatan).
Saat dilakukan proses ruqyah, kesamaan itu pun terjadi....
Misalnya, anak balita dan sepuh pada umumnya saat diruqyah tidak menimbulkan reaksi frontal spt melawan, menjerit atau muntah dsb. Ada yg frontal tp jarang.
Anak kecil atau balita, biasanya nangis saat diruqyah. Tapi, jangan cepat memvonis bahwa tangisannya karena ada jin. Sebab bisa jadi tangisan itu karena faktor rasa takut krn tdk kenal sama peruqyahnya. Apalagi kalau peruqyah tegang dgn wajah yg malas tersenyum dan miskin canda.
Pengalaman saya, ini sekedar share, balita yg benar-benar ada faktor gangguan jin, jika diruqyah sekali sudah tanpak perubahan. Yg tadinya rewel, alhamdulillah udah adem dan bisa tidur malam. Kalau nggak juga setelah diruqyah berkali-kali, periksa fisiknya. Apa mungkin disana ada masalah spt masuk angin, luka, infeksi dsb. Sebenarnya, pemeriksaan fisik itu dilakukan setelah ruqyah pertama sehingga cepat diatasi jika memang ada masalah gangguan fisik. Namun orangtua sering berkesimpulan bahwa anaknya diganggu jin. Ini juga yg harus diluruskan oleh peruqyah.
Untuk kasus nenek2 dan kakek2, ini perlu diagnosa ttg masa lalu dan diharap para keluarga tidak menyembunyikan hal-hal yg ada kaitannya dgn dunia klenik dan perdukunan spt dia punya jimat, susuk dan sebagainya...
Jika kondisi pasien sudah uzur spt koma, kurus tdk berdaging, ngeracau dsb. Seorang peruqyah harus sampaikan dua hal :
1. Jika Allaah berkehendak dia akan sembuh, tapi jika Allah berkehendak dia akan dipanggil. Maka harus ikhlas dan bersabar.
2. Jika setelah diruqyah, dgn izin Allah pasien meninggal dunia, maka itu bukan salah ruqyah tp sudah ketentuan dr Allah. Sehingga tdk ada tuntutan kpd siperuqyah.
Beberapa pengalaman saya (mungkin sudah puluhan orang, belum sampai ratusan). Setelah diruqyah, pasien meninggal dunia. Saya tdk mengatakan bahwa ia meninggal krn diruqyah, tentu karena Allah Yg Menghendaki dia meninggal. Namun, pengalaman saya menceritakan, pasien sepuh yg sdh lama sakit dan tdk ada tanda-tanda sembuh bahkan sudah pada tahap "menyusahkan" keluarga, biasanya meninggal. Entah itu kebetulan, entah itu ada sebab lain. Saya tdk ingin menjawabnya.
Kasus-kasus ini mungkin bisa memberikan sedikit nalar bagi kita yg jauh dr dunia ruqyah.
1. Seorang penjaga gardu Kereta Api. Konon punya ilmu kebal. Jam 10 pagi seperti sakaratul maut, sambil teriak "Panggilkan aku ustadz !!!". Dipanggillah saya dan terjadilah proses ruqyah. Saat diruqyah, diuratnya nadinya spt ada yg berjalan. Saat saya azankan, ia sadar dan menangis, lalu ia bercerita ttg masa lalunya. Keluarganya senang. Jam 8 malam, saya dpt telepon dr keluarganya, dia sudah dipanggil Allah.
2. Seorang bapak tua yg sudah koma beberapa hari, diruqyah. Setelah itu saya diantara pulang oleh anaknya pake mobil. Baru sepuluh menit memasuki tol, anaknya ditelepon oleh kaeluarga dirumah bahwa sang ayah sdh meninggal dunia.
3. Masih banyak cerita pasien sepuh diruqyah dan nggak berapa wafat.
================
* Anak Belata (Belasan Tahun).
Semoga status ini bermanfaat sbg ibroh bagi kita dan bukan menceritakan kebanggaan. Ntar ada teman FB yg komen negatif bahwa saya sok hebat. Padahal ini hanya berbagai pengalaman ke sesama peruqyah.